Powered By Blogger

Rabu, 20 April 2011

Cobalah Berpikir Positif


Aku baca status fb seseorang yang berisi dialog :
Manajer :Ustadz bgm cara kita agar para cleaning service mall ini selalu bekerja dg senang hati?
Ustadz :Agar anda tahu saja dulunya mereka adalah orang2 yg malas di rumahnya, nah sekarang silakan tanya pada mereka apakah ada yg punya cita2 menjadi cleaning service?Semua ini adalah persoalan UANG karena itu mereka terpaksa melakukannya.

Duh.. aku ngga tahan ingin komen.. tapi kurasa lebih bermanfaat kalau kuulas di sini.
Manajer itu sudah benar memilih Ustadz sebagai tempat untuk bertanya, dengan harapan sang ustadz bisa memberinya masukan untuk memotivasi karyawan dalam menjalankan tugasnya. Tapi sayangnya, yang ditanya bukannya memberi masukan tapi malah menjudge profesi cleaning service sebagai ladang pekerjaan yang tidak layak karena orang-orang yang mau berprofesi seperti itu dilatarbelakangi keterpaksaan lantaran kebutuhan perut semata-mata. Pliz, deh.. jangan ada lagi yang mengganggap rendah profesi seseorang, asalkan niatnya mencari nafkah halal dan tidak memakan hak orang lain, itu lebih mulia dari pada pengangguran intelektual atau bila dibanding intelek-intelek lain yang kerjanya ‘minterin’ orang. Yang berdasi, yang bermobil dan yang berwah-wah lainnya memang lebih memukau tapi belum tentu memberi manfaat bagi orang-orang sekelilingnya. Bisa jadi hanya perutnya sendiri saja yang dipikirkan. Cobalah berpikir positif saja sedikit, apa jadinya mall dan gedung-gedung megah kalau tanpa disupport para cleaning service? Pasti kotor, kusam dan bau. Kalau demikian pastilah para cleaning service itu yang lebih banyak memberi manfaat buat seisi mall dan gedung itu.Dan, soal uang yang dicari, that’s right.. everybody having a job for money, so what?? Belum tentu yang jumlahnya sedikit jadi berkurang berkahnya dan belum tentu yang banyak uangnya jadi berlebih berkahnya. Tak jarang profesi-profesi yang dianggap rendahan itu melahirkan sosok-sosok yang hebat dalam berbisnis dan banyak menolong nasib orang di bawahnya. Pak Bob Sadino dan Pak Eka Tjipta adalah contohnya. And once more, di perusahaan or organisasi mana pun, sehebat apa pun top managemen, tak kan sanggup bekerja sendiri, ia tetap saja butuh tim untuk mensukseskan goal-goalnya. Bukan tidak mungkin para pekerja selevel cleaning service termasuk di dalamnya.
Aku sih berharap bahwa dialog itu imaginer saja. Namun alangkah menyedihkannya bila itu dialog real, dgn seorang ustadz yang tampaknya emosional….Hhhhh….Just hoping, semoga beliau menyadari kekeliruannya.
Untuk teman2 or sodara2 yang berprofesi spt di atas yakinlah seyakin-yakinnya bahwa "Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebesar zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya." QS Al Zalzalah:7-8. Jangan biarkan orang lain merendahkan kalian sampai kalian yang merendahkan diri kalian sendiri. Keep smile and having fun with your job!!

Tidak ada komentar: