Powered By Blogger

Kamis, 24 Juni 2010

Taman Kerinduan

Tuhanku, akulah hamba yang fakir dalam kekayaanku, maka bagaimana tidak akan merasa fakir dalam kefakiranku.

Tuhanku, akulah hamba yang bodoh dalam ilmu pengetahuan ini, maka bagaimana takkan lebih bodoh lagi dalam hal-hal yang masih bodoh.

Tuhanku, dari padaku pasti akan terjadi sesuatu yang layak dengan sifat kerendahan, kekurangan dan kebodohanku, dan dari pada-Mu ya Allah pasti akan terbit segala hal yang layak dengan kemuliaan dan kebesaran-Mu.

Tuhanku, Engkau telah menyebu diri-Mu dengan sifat lemah lembut terhadap hamba-Mu sejak sebelum adanya kelemahanku, maka apakah kini Engkau tolak diriku dari kedua sifat-Mu itu, setelah nyata adanya kelemahan dan kebutuhanku?

Tuhanku, jika timbul dari padaku amal kebaikan, maka itu semata-mata karena karunia-Mu, dan Engkau yang berhak untuk menuntut padaku, sebaliknya jika terjadi kejahatan dari padaku, maka itu semata-mata karena keadilan-Mu dan Engkau tetap berhak menuuntutku atas kejahatan itu.Tuhanku, bagaimana Engkau kembalikan padaku untuk mengurusi diriku padahal Engkau telah menjamin aku, dan bagaimana aku akan hina padahal Engkau yang menolong aku dan bagaimana aku akan kecewa jika Engkau yang kasih padaku.

Inilah aku mendekat pada-Mu dengan perantara kefakiranku pada-Mu, an bagaimana aku dapat berperantara kepada-Mu dengan sesuatu yang mustahil akan dapat sampai kepada-Mu. Dan bagaimana aku akan menyampaikan hal keadaanku kepada-Mu, padahal tak ada satu pun yang tersembunyi dari pada-Mu. Dan bagaimana akan aku jelaskan halku pada-Mu, sedang kata-kata itu pula dari pada-Mu. Atau bagaimana aku akan kecewa pada harapanku, padahal aku telah datang menghadap-Mu. Dan bagaimana tidak akan menjadi baikkeadaanku, sedang ia berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu.

Tuhanku, alangkah besar lunak_mu terhadap diriku, padahal sangat dunguku, dan alangkah besarnya rahmat-Mu kepadaku meski sangat buruknya perbuatanku.

Tuhanku, alangkah dekat-Mu padaku, dan alangkah jauhku dari-Mu.

Tuhanku, alangkah kasih-Mu padaku, maka apakah yang telah menutupi aku dari pada-Mu.

Tuhanku, tatkala terbungkam lisanku oleh sebab dosa-dosaku, maka tebukalah lisan ini oleh karena melihat kemurahan-Mu yang tak terhingga. Dan tatkala aku berputus asa untuk mendapatkan rahmat-Mu oleh karena sifatisifat kerendahanku, maka terbukalah harapanku bila melihat pemberian-pemberian-Mu.

Tuhanku, inilah kehinaanku yang nyata dihadapan-Mu, dan inilah keadaankutak tersembunyi dari pada-Mu. Dari-Mu aku mohon supaya dapat sampai kepada-Mu. Dan dengan Engkau aku mencari hidayah kepada-Mu. Maka berilah kepadaku hidayah dengan nur cahaya-Mu untuk sampai kepada-Mu, dan tegakkanlah aku dalam kesungguhan pengabdianku di hadapan-Mu.

Selasa, 01 Juni 2010

Asa

Hari ini kuberi lagi pengertian-pengertian pada buah hatiku tentang untuk apa keberadaan kita seharusnya.. Mengarahkan seperti melepas beban, sekaligus mengharukan karena harus aku sendiri yang pertama melakukan. Dan.. perkataan yang terberat menurutku adalah perkataan yang ditujukan pada orang-orang terdekat kita, keluarga. Karena mereka yang sangat mengenal luar dalam kita, baik buruk kita. Menghindari kesan kontradiksi di hadapan mereka jauh lebih sulit di banding ketika berhadapan dengan orang lain. Ketika kata-kata tak lagi bisa menembus hati dan fikir mereka, adalah tingkah laku yang lebih diharapkan untuk berbicara. Semoga selalu senantiasa terpelihara dalam kebaikan.