Powered By Blogger

Rabu, 18 Mei 2011

Curhat Tentang TKI (bag 1)


Memang sudah agak lama beritanya, sekitar sepekan dua pekan yang lalu. Alhamdulillaah, terpikir lagi olehku sekarang.
Momennya adalah ketika ratusan TKI pulang dari timur tengah dengan keadaan mereka yang sangat mengenaskan karena banyak di antara mereka pulang dengan perut membesar, ada pula yang sambil menuntun anak-anak kecil yang berparas kearab-araban, bahkan ada yang melahirkan di perjalanan! Astaghfirullah.. Miris benar nasib bangsaku. Siapa pun yang melihat peristiwa itu yang tak tersentuh rasa kemanusiaannya, pasti hatinya lebih keras dari batu.
Aku tak ingin dalam posisi menyalahkan pemerintah atas semua drama memilukan itu. Tak juga mereka, para peremuan yang dengan segenap "keberanian" dan pertimbangan-pertimbangan yang pada akhirnya kita juga bisa menerima apa alasan mereka sehingga akhirnya memutuskan berangkat.
Tapi ketika solusi yang dipilih juga paralel dengan segala resiko yang harus ditanggung (disiksa, diperkosa bahkan dibunuh) melebihi nilai dari solusi itu sendiri, tak sepatutnya kita menyalahkan apalagi saling menuding. Karena tak ada supply kalau tak ada demand. Pertanyaannya apakah solusi sekaligus resiko itu harus ditanggung secara individu para perempuan itu?
Adalah klasik sekaligus realita alasan keberangkatan motifnya ekonomi. Namun jangan-jangan yang membuat mereka "mengeksekusi" dirinya ke sana lantaran kontribusi kita juga tanpa kita sadari? Terbukti mereka bukan orang-orang malas bekerja. Mereka bisa berkarya. Hanya kita yang tak memberinya "kesempatan". Kesempatan memakai apa yang mereka buat. Mengkonsumsi apa yang mereka produksi. Pola konsumsi kita secara kolektif memarginalkan posisi mereka dari "pasar" yang memang sudah dikuasai dengan brand-brand yang sudah kuat.

Tidak ada komentar: