Powered By Blogger

Selasa, 06 April 2010

Kisah Sederhana (2)

Ya.. pak Ahmad memang seorang teknisi. Tugasnya “hanya” mengecek baling-baling pesawat terbang. Pada periode tertentu “asuhan-asuhannya” di hangar mengantri sentuhan tangannya. Tugasnya ya itu.. memastikan baling-baling pesawat masih layak terbang. Skillnya sangat terlatih. Hanya dari mendengar derunya saja, ia sudah bisa memastikan jenis “kelainan” apa yang diderita si baling-baling, sampai kepada treatment apa yang harus dia lakukan untuk “mengobatinya”.

“Ooo.. itu tho sebabnya..” Nyatalah kini di mata sang sahabat sebab-musabab mengapa pak Ahmad “berperilaku aneh” belakangan ini. Hmmm.. rupanya ia tengah iri plus kecewa. Iri dengan mereka -yang katanya sukses dan menikmati hidup itu- penumpang di pesawat yang baling-balingnya selalu menjadi bagian dari hidupnya ini.

“Pak Ahmad… seandainya semua orang yang beribu-ribu itu.. yang pernah menumpang pesawat yang baling-balingnya bapak urus.. satu persatu mengucapkan terimakasih atas jasa bapak sehingga mereka bisa dengan selamat sampai ke tempat tujuan, akankah bapak merasa kecewa seperti sekarang?” sang sahabat bertanya. Pak Ahmad pun terhenyak, sungguh pertanyaan tak terduga. Pertanyaan yang sederhana, tapi sangat menusuk hatinya. Ia cepat berpikir dan mulai menguasai diri.