Senin, 20 Desember 2010
Lagi, introspeksi...
Kamis, 25 November 2010
Cita-cita vs Realita
Rabu, 13 Oktober 2010
Visi ke Surga
Sudah selayaknya seseorang itu hidup mempunyai visi. Karena visi yang jelas akan menuntun seseorang untuk berusaha mendapatkan sesuatu yang menjadi tujuannya. Selain itu juga akan menjadikan seseorang lebih fokus terhadap hasil akhir tanpa mudah goyah ketika mendapat gangguan atau hambatan. Visi adalah tujuan jangka panjang yang bersifat umum akan dicapai melalui penjuangan yang panjang. Ia berbeda dengan misi, karena misi lebih bersifat khusus dan kewujudannya hanya untuk mendukung visi.
Seseorang yang memiliki visi selalu melihat semua kegiatan sepanjang hidupnya sama ada sudah sesuai pada jalan yang akan membawa dirinya kepada visi atau belum, sekiranya belum maka ia akan segera memutar arah menempuh jalan yang mampu membawanya pada visi yang sudah ditargetkan. Karena hidup ini diibaratkan sebuah perjalanan, sedangkan di dunia adalah tempat persinggahan untuk mengumpulkan bekal untuk dibawa ke kehidupan yang mendatang.
Ketika hidup tanpa visi maka akan memungkinkan seseorang lalai tarhadap tujuan hidup itu sendiri ataupun lupa terhadap tujuan utama manusia diciptakan yakni untuk mengabdi kepada Allah SWT. “dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada Ku”(QS 51,56).
Sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa kehidupan ini mempunyai tiga fase. Pertama, adalah fase ketika manusia berada di alam rahim. Pada fase ini manusia masih tergantung kepada individu lain yakni ibu. Meskipun demikian sudah sempurna sebagai satu kehidupan. Kedua, kehidupan dunia yang diawali dengan kelahiran manusia sampai kematian. Pada fase ini manusia mampu berdiri sendiri dan mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya. Ketiga, fase kehidupan setelah kematian. Pada fase ini adalah tempat memperoleh hasil dari usaha manusia di fase kedua.
Pada fase pertama waktunya sangat terbatas kurang lebih hanya sembilan bulan atau pada beberapa kasus ada yang lebih cepat dari itu. Kemudian fase kedua juga memiliki waktu yang terbatas. Tidak bisa ditentukan secara pasti, namun secara rata-rata adalah antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun umur manusia. Tentu saja ada ada yang lebih dari itu namun sangat sedikit. Dan yang kurang dari umur rata-rata juga sangat banyak. Kalau diibaratkan seperti buah kelapa. Lalu jatuhnya buah kelapa itu sebagai kematian, maka yang memiliki kemungkinan jatuh itu tidak semestinya kelapa yang sudah tua dan berwarna coklat. Tetapi kelapa yang muda atau masih bunga juga sangat berkemungkinan gugur.
Sedangkan fase kehidupan setelah kematian tidak terbatas waktunya. Dan inilah sebenarnya tempat kehidupan yang hakiki. Cuma terkadang manusia mudah melalaikan fase ini. Padahal pada fase ini disediakan hanya dua tempat saja, surga atau neraka. Tidak ada pilihan lain. Dan untuk menetapkan tempat yang mana manusia akan menuju, semuanya tergantung pada visi yang telah dibuat ketika di dunia dan sejauh mana usaha yang dilakukan untuk mencapainya.
(dari eramuslim)
Rabu, 06 Oktober 2010
Senin, 12 Juli 2010
Kamis, 24 Juni 2010
Taman Kerinduan
Tuhanku, dari padaku pasti akan terjadi sesuatu yang layak dengan sifat kerendahan, kekurangan dan kebodohanku, dan dari pada-Mu ya Allah pasti akan terbit segala hal yang layak dengan kemuliaan dan kebesaran-Mu.
Tuhanku, Engkau telah menyebu diri-Mu dengan sifat lemah lembut terhadap hamba-Mu sejak sebelum adanya kelemahanku, maka apakah kini Engkau tolak diriku dari kedua sifat-Mu itu, setelah nyata adanya kelemahan dan kebutuhanku?
Tuhanku, jika timbul dari padaku amal kebaikan, maka itu semata-mata karena karunia-Mu, dan Engkau yang berhak untuk menuntut padaku, sebaliknya jika terjadi kejahatan dari padaku, maka itu semata-mata karena keadilan-Mu dan Engkau tetap berhak menuuntutku atas kejahatan itu.Tuhanku, bagaimana Engkau kembalikan padaku untuk mengurusi diriku padahal Engkau telah menjamin aku, dan bagaimana aku akan hina padahal Engkau yang menolong aku dan bagaimana aku akan kecewa jika Engkau yang kasih padaku.
Inilah aku mendekat pada-Mu dengan perantara kefakiranku pada-Mu, an bagaimana aku dapat berperantara kepada-Mu dengan sesuatu yang mustahil akan dapat sampai kepada-Mu. Dan bagaimana aku akan menyampaikan hal keadaanku kepada-Mu, padahal tak ada satu pun yang tersembunyi dari pada-Mu. Dan bagaimana akan aku jelaskan halku pada-Mu, sedang kata-kata itu pula dari pada-Mu. Atau bagaimana aku akan kecewa pada harapanku, padahal aku telah datang menghadap-Mu. Dan bagaimana tidak akan menjadi baikkeadaanku, sedang ia berasal dari-Mu dan akan kembali kepada-Mu.
Tuhanku, alangkah besar lunak_mu terhadap diriku, padahal sangat dunguku, dan alangkah besarnya rahmat-Mu kepadaku meski sangat buruknya perbuatanku.
Tuhanku, alangkah dekat-Mu padaku, dan alangkah jauhku dari-Mu.
Tuhanku, alangkah kasih-Mu padaku, maka apakah yang telah menutupi aku dari pada-Mu.
Tuhanku, tatkala terbungkam lisanku oleh sebab dosa-dosaku, maka tebukalah lisan ini oleh karena melihat kemurahan-Mu yang tak terhingga. Dan tatkala aku berputus asa untuk mendapatkan rahmat-Mu oleh karena sifatisifat kerendahanku, maka terbukalah harapanku bila melihat pemberian-pemberian-Mu.
Tuhanku, inilah kehinaanku yang nyata dihadapan-Mu, dan inilah keadaankutak tersembunyi dari pada-Mu. Dari-Mu aku mohon supaya dapat sampai kepada-Mu. Dan dengan Engkau aku mencari hidayah kepada-Mu. Maka berilah kepadaku hidayah dengan nur cahaya-Mu untuk sampai kepada-Mu, dan tegakkanlah aku dalam kesungguhan pengabdianku di hadapan-Mu.
Rabu, 02 Juni 2010
Selasa, 01 Juni 2010
Asa
Sabtu, 24 April 2010
Murid di Universitas Kehidupan
Senin, 12 April 2010
Ima, bidadari kecilku..
Rabu, 07 April 2010
Hidayah Illahi
Baca lagi.. baca lagi...
Selasa, 06 April 2010
Kisah Sederhana (2)
Ya.. pak Ahmad memang seorang teknisi. Tugasnya “hanya” mengecek baling-baling pesawat terbang. Pada periode tertentu “asuhan-asuhannya” di hangar mengantri sentuhan tangannya. Tugasnya ya itu.. memastikan baling-baling pesawat masih layak terbang. Skillnya sangat terlatih. Hanya dari mendengar derunya saja, ia sudah bisa memastikan jenis “kelainan” apa yang diderita si baling-baling, sampai kepada treatment apa yang harus dia lakukan untuk “mengobatinya”.
“Ooo.. itu tho sebabnya..” Nyatalah kini di mata sang sahabat sebab-musabab mengapa pak Ahmad “berperilaku aneh” belakangan ini. Hmmm.. rupanya ia tengah iri plus kecewa. Iri dengan mereka -yang katanya sukses dan menikmati hidup itu- penumpang di pesawat yang baling-balingnya selalu menjadi bagian dari hidupnya ini.
“Pak Ahmad… seandainya semua orang yang beribu-ribu itu.. yang pernah menumpang pesawat yang baling-balingnya bapak urus.. satu persatu mengucapkan terimakasih atas jasa bapak sehingga mereka bisa dengan selamat sampai ke tempat tujuan, akankah bapak merasa kecewa seperti sekarang?” sang sahabat bertanya. Pak Ahmad pun terhenyak, sungguh pertanyaan tak terduga. Pertanyaan yang sederhana, tapi sangat menusuk hatinya. Ia cepat berpikir dan mulai menguasai diri.
Minggu, 04 April 2010
My Sharing
Kamis, 01 April 2010
Cahaya
Minggu, 28 Maret 2010
My Sharing
Dengan cekatan jemari kecilnya mengerak-gerakkan pensil, menggambar suatu yang abstrak , garis dan bulatan menjadi satu. Mimiknya serius, seserius usahanya menuangkan imajinasinya dalam bentuk gambar . Cuma dia yang tahu gambar apa yang sedang dibuatnya.
Hari lain bisa jadi ada kata-kata “aneh bin ajaib” tiba-tiba keluar dari bibir mungilnya.. kata-kata yang mungkin bisa bikin kita terhenyak atau bahkan tertawa geli mendengarnya .
Atau tingkah lucunya meniru perilaku apapun orang-orang di sekelilingnya, cara bicaranya.. gerak-geriknya.. kebiasaan-kebiasaannya.. Semua dijiplak sempurna. Yang seperti ini orang-orang sering mengomentarinya “sok tua”.
Padahal anak adalah mesin peniru tercanggih di dunia. Saat masih dalam kandungan sang bunda ia sudah berupaya keras mengadaptasi diri menggemari apa yang menjadi kebiasaan bundanya. Ia belajar menyukai dan membenci sesuatu di lingkungannya lewat reaksi-reaksi psikis sang bunda. Ia, sang peniru ulung ini tak kan henti mengeksplorasi semua yang ada di sekelilingnya. Apapun diamati, dicermati.. Jadi jangan merasa heran kalo ada batita atau balita yang betah nonton sinetron, misalnya. Karena ia memang belajar menyukai seperti orang-orang sekelilingnya menyukai.
Masa optimal bagi anak menyerap berbagai informasi adalah pada masa golden age. Pada masa ini (ada yang mengatakan 1-4 tahun) anak memiliki konsentrasi 100% dalam ingatannya. Karenanya ini adalah masa-masa penting yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri dan karakter, kemampuannya berkomunikasi, bersosialisasi , mengendalikan emosi, dst, dst, ditentukan di usia-usia ini. Jadi jangan juga heran kalau ada anak yang masih SD, tapi perilaku dan pola pikirnya melebihi anak seusianya, lebih dewasa. Atau justru ada anak usia SMA tapi perilaku dan pola pikirnyanya bak anak lima tahunan, managemen dirinya pun masih acak-acakan.
Karakter yang bertolak belakang diatas ngga mungkin terjadi secara instan. Ada proses-proses yang dilaluinya. Orang-orang disekelilingnyalah yang berperan penting membentuknya. Yang terdekat adalah orangtua, ayah dan bunda, lebih dominan sih sang bunda. . karena ibu adalah sekolah pertama bagi anaknya. Ibu adalah pendidik pertama sang anak. Ibulah (bersama ayah) yang berhak sekaligus berkewajiban menunaikan tugas mulia ini. Seorang pendidik haruslah rela dididik, dalam arti yang seluas-luasnya, agar ter-up grade- dan terpelihara terus ilmu yang dimilikinya.Tidak ada yang lebih berarti dan membahagiakan selain bisa mengawal , mencurahkan perhatian dan mensuplai kebutuhan-kebutuhan buah hati kita , secara jasadiyah, fikriyah dan ruhiyah. Kejutan-kejutan dan keajaiban-keajaiban dari sang buah hati akan menjadi “hadiah indah” dari keikhlasan kita.
Sebagai orang tua seringkali terjadi disorientasi pada diri kita. Padahal semestinya anak bisa jadi pilihan investasi jangka panjang yang pasti akan selalu mendatangkan keuntungan (dunia akhirat) kalo kita serius mengelola sesuai dengan tuntunanNya. Lebih besar dari itu Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas amanah-amanah kita, yakni anak-anak kita, kelak.
Wallahu’alam.