Powered By Blogger

Rabu, 13 Oktober 2010

Visi ke Surga

Sudah selayaknya seseorang itu hidup mempunyai visi. Karena visi yang jelas akan menuntun seseorang untuk berusaha mendapatkan sesuatu yang menjadi tujuannya. Selain itu juga akan menjadikan seseorang lebih fokus terhadap hasil akhir tanpa mudah goyah ketika mendapat gangguan atau hambatan. Visi adalah tujuan jangka panjang yang bersifat umum akan dicapai melalui penjuangan yang panjang. Ia berbeda dengan misi, karena misi lebih bersifat khusus dan kewujudannya hanya untuk mendukung visi.

Seseorang yang memiliki visi selalu melihat semua kegiatan sepanjang hidupnya sama ada sudah sesuai pada jalan yang akan membawa dirinya kepada visi atau belum, sekiranya belum maka ia akan segera memutar arah menempuh jalan yang mampu membawanya pada visi yang sudah ditargetkan. Karena hidup ini diibaratkan sebuah perjalanan, sedangkan di dunia adalah tempat persinggahan untuk mengumpulkan bekal untuk dibawa ke kehidupan yang mendatang.

Ketika hidup tanpa visi maka akan memungkinkan seseorang lalai tarhadap tujuan hidup itu sendiri ataupun lupa terhadap tujuan utama manusia diciptakan yakni untuk mengabdi kepada Allah SWT. “dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepada Ku”(QS 51,56).

Sebagai seorang muslim kita meyakini bahwa kehidupan ini mempunyai tiga fase. Pertama, adalah fase ketika manusia berada di alam rahim. Pada fase ini manusia masih tergantung kepada individu lain yakni ibu. Meskipun demikian sudah sempurna sebagai satu kehidupan. Kedua, kehidupan dunia yang diawali dengan kelahiran manusia sampai kematian. Pada fase ini manusia mampu berdiri sendiri dan mempunyai tanggung jawab terhadap dirinya. Ketiga, fase kehidupan setelah kematian. Pada fase ini adalah tempat memperoleh hasil dari usaha manusia di fase kedua.

Pada fase pertama waktunya sangat terbatas kurang lebih hanya sembilan bulan atau pada beberapa kasus ada yang lebih cepat dari itu. Kemudian fase kedua juga memiliki waktu yang terbatas. Tidak bisa ditentukan secara pasti, namun secara rata-rata adalah antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun umur manusia. Tentu saja ada ada yang lebih dari itu namun sangat sedikit. Dan yang kurang dari umur rata-rata juga sangat banyak. Kalau diibaratkan seperti buah kelapa. Lalu jatuhnya buah kelapa itu sebagai kematian, maka yang memiliki kemungkinan jatuh itu tidak semestinya kelapa yang sudah tua dan berwarna coklat. Tetapi kelapa yang muda atau masih bunga juga sangat berkemungkinan gugur.

Sedangkan fase kehidupan setelah kematian tidak terbatas waktunya. Dan inilah sebenarnya tempat kehidupan yang hakiki. Cuma terkadang manusia mudah melalaikan fase ini. Padahal pada fase ini disediakan hanya dua tempat saja, surga atau neraka. Tidak ada pilihan lain. Dan untuk menetapkan tempat yang mana manusia akan menuju, semuanya tergantung pada visi yang telah dibuat ketika di dunia dan sejauh mana usaha yang dilakukan untuk mencapainya.

(dari eramuslim)